“Jadi, ini sudah ada sebelum COVID-19 dan sudah ada di Afrika. Sekarang ini sudah ada di Amerika Latin, Asia, dan Eropa,” tukas dr. Syahril.
Educatrip.com – Rumor yang menyebutkan bahwa penyakit Mpox adalah efek samping dari vaksin COVID-19 kini ramai dibicarakan di media sosial. Namun, Kementerian Kesehatan melalui juru bicaranya, dr. Mohammad Syahril, membantah keras narasi tersebut. Menurutnya, Mpox dan COVID-19 adalah dua penyakit yang berbeda dan telah ada sebelum kemunculan virus SARS-CoV-2 dan vaksin COVID-19.
Dr. Syahril juga menambahkan bahwa kasus Mpox pertama kali dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970, jauh sebelum adanya COVID-19 dan vaksinnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mengeluarkan status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC) untuk Mpox pada tahun 2022, sebelum pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia.
Meskipun demikian, WHO mengeluarkan kembali status PHEIC untuk Mpox pada tahun 2024 menyusul peningkatan kasus di beberapa negara di Afrika, Amerika Latin, Asia, dan Eropa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Mpox dan COVID-19 adalah dua penyakit yang berbeda dan telah ada sebelum pandemi COVID-19. Oleh karena itu, narasi yang menyebutkan bahwa Mpox adalah efek samping dari vaksin COVID-19 tidak memiliki dasar yang kuat.