Solusi Terkini untuk Kasus Kebakaran Mobil Listrik yang Marak Terjadi

Faiqa Amalia

"Kebakaran Mobil Listrik Kian Mengkhawatirkan, Tapi Ada Solusi Terbaru yang Menjanjikan"

Educatrip.com – Kasus kebakaran mobil listrik belakangan ini menjadi perhatian utama bagi banyak pihak. Hal ini memunculkan keraguan akan keamanan kendaraan ramah lingkungan yang berdampak pada program beralih ke kendaraan tersebut.

Lebih dari itu, kebakaran baterai mobil listrik yang sulit dipadamkan dan seringkali memicu kebakaran besar menambah kekhawatiran. Seperti yang terjadi pada dua kasus di Korea Selatan baru-baru ini yang melibatkan Mercedes-Benz EQE dan Kia EV6.

Pada akhir Juli lalu, parkiran bawah tanah di Incheon dilanda kebakaran dan ledakan yang melibatkan Mercedes-Benz EQE. Akibatnya, 140 mobil lainnya yang terparkir di lantai yang sama juga ikut terkena imbasnya. Bahkan, 23 orang harus dilarikan ke rumah sakit karena menghirup asap berbahaya. Kebakaran yang hebat ini juga mengakibatkan pemadaman listrik selama lima hari.

Insiden berikutnya terjadi pada awal Agustus, saat mobil listrik Kia EV6 terbakar di Geumsan, Chungcheong Selatan. Walaupun tidak sebesar kebakaran pertama, puluhan petugas harus berupaya memadamkan api selama hampir dua jam. Hal yang lebih mengkhawatirkan, mobil listrik ini terbakar ketika sedang dicas pada malam sebelumnya, seperti yang diungkapkan oleh pemiliknya.

Menyikapi dua kasus tersebut, kekhawatiran akan keamanan baterai menjadi salah satu hambatan utama dalam adopsi kendaraan listrik secara massal. Namun, para ilmuwan dari Universitas Arizona telah menemukan solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini.

Tim peneliti yang dipimpin oleh mahasiswa doktoral Basab Goswami berhasil mengembangkan sistem yang dapat memprediksi dan mencegah terjadinya panas berlebih pada baterai lithium-ion yang seringkali menjadi penyebab kebakaran. Sistem ini merupakan gabungan antara teknologi multifisika dan pembelajaran mesin untuk menganalisis data suhu baterai secara real-time.

“Kita bisa mengibaratkan baterai seperti sebuah bangunan. Jika satu ruangan mulai terlalu panas, api dapat dengan mudah menyebar ke ruangan lainnya. Sistem kami berfungsi seperti detektor asap yang sangat canggih, mampu mendeteksi tanda-tanda awal kebakaran dan memberi peringatan sebelum api benar-benar membesar,” ungkap Goswami seperti dilansir dari Interesting Engineering, Jumat (6/9/2024).

Sistem ini beroperasi dengan cara mengaktifkan sensor suhu yang dipasang pada setiap sel baterai untuk terus memantau suhu. Data suhu tersebut kemudian diolah oleh algoritma pembelajaran mesin yang telah dilatih untuk mengenali pola-pola yang mengindikasikan adanya potensi panas berlebih. Jika algoritma mendeteksi adanya anomali, sistem akan memberikan peringatan kepada pengendara atau sistem manajemen baterai kendaraan.

Leave a Comment