Educatrip.com – Pemerintah Jepang akan memberikan uang kepada wanita perkotaan yang bersedia menikah dengan pria di pedesaan sebagai langkah untuk mengatasi menurunnya jumlah penduduk di negara tersebut. Besarnya insentif yang diberikan mencapai 600 ribu yen atau setara dengan Rp64 juta.
Dilansir oleh South China Morning Post, Jumat (13/9/2024), rencana pemerintah ini ditunda setelah mendapat penolakan yang kuat dari masyarakat.
Data resmi menunjukkan bahwa pada tahun lalu, Jepang mengalami jumlah pernikahan terendah dalam 90 tahun terakhir, dengan kurang dari 500.000 pasangan yang menikah. Bulan Juni lalu, Kementerian Kesehatan Jepang menyebut angka kelahiran di negara itu sebagai kritis karena mencapai rekor terendah selama 8 tahun berturut-turut.
Menurut sarjana Jepang Kenichi Ohmae, negara ini mengalami keinginan yang rendah dalam masyarakatnya. Ia menekankan bahwa para generasi muda di Jepang semakin enggan untuk mengambil risiko atau berutang, yang berdampak pada menurunnya minat untuk menikah, memiliki anak, dan bahkan berhubungan seksual.
Sementara itu, ketimpangan dalam pembangunan daerah semakin memperburuk krisis yang terjadi dalam kemajuan masyarakat di Jepang. Laporan Migrasi Penduduk Jepang 2023 menunjukkan bahwa Tokyo memiliki lebih dari 68.000 orang yang pindah ke ibu kota daripada yang pindah keluar, dan lebih dari separuhnya adalah wanita.
Lebih banyak wanita muda yang bermigrasi ke Tokyo untuk mengejar pendidikan tinggi dan peluang kerja. Hal ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja dan meningkatnya jumlah rumah kosong di daerah pedesaan. Banyak sekolah dan rumah sakit terpaksa tutup karena kekurangan penduduk.
Karena Tokyo mengalami peningkatan kepadatan penduduk, masyarakat di pedesaan mengalami penurunan jumlah penduduk yang signifikan, dengan jumlah bayi yang lahir semakin berkurang. Banyak generasi muda yang memilih untuk pindah ke Tokyo untuk mencari peluang yang lebih baik.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berupaya untuk mencapai distribusi penduduk dan pembangunan ekonomi yang lebih seimbang di seluruh wilayah. Dilaporkan oleh Asahi News, inisiatif terbaru menawarkan insentif hingga 600.000 yen bagi wanita yang meninggalkan Tokyo untuk menikah dengan pria di daerah pedesaan.