Educatrip.com – Industri mobil Eropa semakin terpuruk dengan kehadiran mobil-mobil murah dari China. Persaingan harga yang tidak mampu diikuti membuat industri otomotif Eropa berada di ambang kehancuran.
CEO Stellantis Carlos Tavares mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan banyak hal untuk menghindari risiko penutupan pabrik seperti yang dialami oleh Volkswagen. “Kami telah mengambil keputusan yang tidak populer untuk menghindari situasi serupa dengan Volkswagen,” ujar Tavares seperti dilansir oleh Reuters pada Kamis (19/9/2024).
Tavares juga menambahkan bahwa kunci untuk bertahan adalah dengan menjual mobil listrik dengan harga yang sebanding dengan mobil bensin tradisional. Namun, keputusan ini seringkali dikritik karena tidak selalu dipahami dengan baik.
Baru-baru ini, Volkswagen sebagai produsen mobil terbesar di Eropa mengumumkan rencananya untuk menutup pabrik di Jerman, yang merupakan keputusan pertama dalam sejarah perusahaan tersebut. Hal ini memicu spekulasi bahwa produsen mobil Eropa lainnya juga akan mengambil langkah serupa mengingat rendahnya tingkat utilisasi pabrik dan meningkatnya tekanan harga dari pesaing di Asia serta kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan.
Tavares mengakui bahwa Stellantis juga telah mengurangi tenaga kerja hampir 20.000 orang di Eropa antara tahun 2021 hingga 2023 sebagai respons terhadap situasi yang sulit. Namun, ia berharap untuk dapat menghindari masalah lebih lanjut di masa depan. “Kami bekerja keras untuk menghindari situasi tersebut dan hanya waktu yang akan menentukan apakah kami berhasil atau tidak,” ujar Tavares.