Ini Dia Alasan di Balik Pengerahan 100 Tentara AS dan Rudal THAAD ke Israel

Halwa Futuhan

Updated on:

“Biden Pimpin Pengerahan 100 Tentara AS dan Rudal THAAD ke Israel, Ini Penjelasan Resminya!”

educatrip.net – Jakarta  – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengambil tindakan yang signifikan dalam mendukung Israel dalam perang yang meluas saat ini. Dalam suratnya kepada para pemimpin kongres AS, Biden secara pribadi memerintahkan pengerahan sistem pertahanan rudal dan 100 tentara untuk mengoperasikannya di Israel.

Surat tersebut diterbitkan oleh Gedung Putih pada Selasa (15/10/2024), setelah sebelumnya pada Minggu (13/10/2024), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan bahwa pengerahan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) telah disahkan.

Namun, sebelumnya pada Selasa, rincian surat lainnya telah bocor dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin. Dalam surat tersebut, mereka menyerukan para pemimpin Israel untuk mengambil “tindakan konkret” dalam waktu 30 hari untuk meringankan situasi kemanusiaan di Gaza utara.

Pengerahan sistem pertahanan rudal canggih Amerika Serikat ke Israel, beserta 100 tentara untuk mengoperasikannya, menandai peningkatan signifikan dalam keterlibatan AS dalam perang yang telah disubsidi besar-besaran oleh Washington. Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang legalitas keterlibatan AS, terutama karena adanya ancaman serangan dari Iran yang diperkirakan akan ditanggapi oleh Israel.

Selain itu, pengerahan pasukan ini juga terjadi saat pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang menghadapi tekanan yang semakin meningkat atas dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Israel. Para pejabat AS pun berusaha menunjukkan otoritas dan mengancam untuk akhirnya menegakkan hukum AS yang melarang bantuan militer ke negara-negara yang memblokir bantuan kemanusiaan, seperti yang dilakukan Israel di Gaza.

Dengan dua perkembangan terkini ini, yaitu pengumuman pengerahan pasukan pada hari Minggu dan surat yang dikirim pada hari yang sama yang menyerukan Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza, pemerintahan AS menunjukkan pendekatan yang tidak konsisten dalam mengendalikan perang Israel yang terus meluas.

Sejak dimulainya konflik ini, Israel telah membunuh lebih dari 42.200 warga Palestina di Jalur Gaza, dengan sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 1.000 warga Lebanon juga menjadi korban pembantaian dari Israel. AS sendiri menjadi pemasok senjata utama yang digunakan oleh Israel dalam membunuh warga Palestina dan Lebanon.

Dengan tindakan yang diambil oleh Presiden Biden, AS kembali menegaskan dukungan yang kuat terhadap Israel, meskipun hal ini menimbulkan pertanyaan tentang legalitas dan konsistensi pendekatan AS dalam menghadapi konflik yang terus berlangsung di Timur Tengah.

Leave a Comment