Melawan Rasa Lelah, Tentara Israel di Gaza Mulai Mencari Motivasi Baru

Hafsha Kamilatunnisa

Updated on:

“Tentara Israel di Gaza Berjuang Melawan Lelah dengan Mencari Motivasi Baru”

EDUCATRIP.NET – Jakarta-Sebuah laporan dari redaksi educatrip.net mengungkap bahwa banyak tentara yang bertugas di Israel merasa kecewa dan lelah dengan pertempuran yang terus berlangsung di Gaza serta wilayah konflik lainnya seperti Lebanon dan Tepi Barat.

Media HaMakom telah mewawancarai lebih dari 20 orang tua dan serdadu di berbagai batalion yang mengungkapkan meningkatnya ketidakpuasan di antara para prajurit. Hal ini menyebabkan beberapa dari mereka menolak untuk kembali ke medan perang.

Dilaporkan bahwa para prajurit di Brigade Nahal menghabiskan waktu lima minggu untuk bertempur di Gaza sebelum kembali ke rumah untuk beristirahat. Namun, selama pengerahan ke-11, hanya enam prajurit dari satu peleton yang terdiri dari 30 orang yang muncul. Sementara itu, yang lain mencari-cari alasan untuk tidak kembali ke medan perang.

“Ini bisa disebut sebagai penolakan dan pemberontakan,” ujar Inbal, ibu dari salah satu prajurit di peleton tersebut, saat diwawancarai oleh HaMakom. “Mereka terus kembali ke gedung yang sama yang telah mereka bersihkan, hanya untuk menemukan mereka kembali terjebak dalam perangkap. Mereka sudah berada di lingkungan Zaytoun di Kota Gaza sebanyak tiga kali. Mereka mengerti bahwa itu sia-sia dan tidak ada gunanya,” tambahnya.

Semua orang yang diwawancarai dalam laporan tersebut meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan menghadapi penindasan dari militer. Mereka mengungkapkan bahwa kondisi dan durasi pertempuran yang terus berlangsung tanpa akhir telah membuat mereka merasa putus asa. “Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan keluar dan sudah seperti ini selama setahun,” ujar Eidit, seorang orang tua lainnya.

Militer Israel telah merilis nama-nama lebih dari 750 tentara yang tewas sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu, termasuk lebih dari 350 yang tewas selama operasi darat di Gaza. Sedangkan di garis depan utara perang di sepanjang perbatasan Lebanon, setidaknya 43 tentara Israel tewas dalam serangan dan operasi darat.

Salah satu tentara lainnya mengungkapkan bahwa misi yang mereka lakukan terasa setengah-setengah karena kurangnya personel. “Peleton-peleton itu kosong; mereka yang tidak tewas atau terluka secara fisik mengalami gangguan mental. Sangat sedikit yang kembali untuk bertempur, dan bahkan mereka tidak sepenuhnya baik-baik saja,” ungkap para tentara Israel kepada HaMakom, seperti dilansir oleh Middle East Eye pada Selasa (22/10/2024).

Leave a Comment