educatrip.net – Jakarta, Keamanan siber merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan secara serius. Namun, kelemahan terbesar dalam pengamanan bukanlah pada software, melainkan pada manusia. Hal tersebut diungkapkan oleh Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom, terkait oknum Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang menjadi “beking” ribuan situs judi online.
“Jadi, ketika sistem yang sudah baik dan sulit untuk diserang, maka yang menjadi sasaran adalah kelemahan yang paling lemah, yaitu manusia. Hal ini yang terjadi di Kominfo,” ungkap Alfons.
Alfons menambahkan bahwa hal yang sangat memprihatinkan adalah seperti pagar yang makan tanaman. Seharusnya, Kominfo menjadi pelindung masyarakat, namun malah memanfaatkan posisinya untuk keuntungan pribadi. Dampak dari hal tersebut sangat besar, dimana masyarakat menjadi korban paparan konten judi. Di media sosial, banyak sekali curhatan dari korban judi online yang mengalami masalah kesehatan mental, PHK, kriminalitas, bahkan bunuh diri.
“Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) harus mengevaluasi log dari sistem crawler, melihat siapa saja yang memiliki akses, dan memperbaiki sistem secara keseluruhan untuk mencegah eksploitasi yang serupa,” ujar Alfons.
Selain itu, Alfons juga mendorong agar Komdigi memperhatikan masalah keterbukaan informasi. Hal ini bertujuan agar aktivitas crawling dan pemblokiran dapat diinformasikan secara live sehingga masyarakat dapat memantau dan membantu melaporkan jika terjadi kebocoran atau masalah lainnya.
Misalnya, dengan melibatkan organisasi seperti Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan IDNOG (Indonesia Network Operators’ Group) untuk aktif terlibat dalam sistem pemblokiran sehingga ada sistem kontrol yang lebih baik.
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan evaluasi dan audit terhadap sistem dan tata kelola pengendalian konten negatif. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dalam penanganan situs judi online yang terus terjadi.
Nezar juga menyatakan bahwa jumlah oknum pegawai Komdigi yang terlibat dalam kasus judi online diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan proses penyidikan lebih lanjut dari kepolisian.