educatrip.net – MOSKOW – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mencabut larangan de facto bagi kontraktor militer Amerika yang dikerahkan ke Ukraina menjelang akhir masa jabatannya.
Sebelumnya, kontraktor militer dikerahkan ke Ukraina untuk membantu memelihara dan memperbaiki sistem persenjataan yang disediakan AS, seperti pesawat tempur F16 dan sistem pertahanan udara Patriot. Namun, kebijakan baru yang disetujui awal bulan ini memungkinkan Pentagon untuk memberikan kontrak kepada perusahaan-perusahaan Amerika untuk bekerja di Ukraina untuk pertama kalinya sejak Rusia menginvasi pada tahun 2022.
Pejabat AS berharap kebijakan tersebut dapat mempercepat pemeliharaan dan perbaikan sistem persenjataan yang digunakan oleh militer Ukraina. Namun, tidak diketahui apakah kebijakan ini akan dipertahankan oleh Presiden AS sebelumnya, Donald Trump, yang berjanji akan mengakhiri konflik antara Ukraina dan Rusia “dalam waktu 24 jam” setelah kembali berkuasa.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa kebijakan tersebut akan membantu Ukraina mempertahankan bantuan yang telah diberikan oleh AS dan sekutunya. Kontraktor yang ditempatkan di Ukraina tidak akan berada di garis depan dan tidak akan terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Rusia. Mereka akan membantu memperbaiki dan memelihara peralatan militer yang disediakan AS, seperti F-16 dan Patriot, dengan cepat dan sesuai kebutuhan.
Pergeseran kebijakan ini menandai perubahan signifikan lainnya dalam kebijakan Ukraina pemerintahan Biden, yang ingin memberikan keunggulan militer Ukraina dalam menghadapi Rusia. Pentagon diharapkan akan segera mencantumkan kontrak secara daring untuk memulai proses pemeliharaan dan perbaikan sistem persenjataan yang disediakan oleh AS untuk Ukraina.
