educatrip.net – Jakarta- Peluang dan tantangan baru muncul bagi Indonesia dalam mencapai kemandirian pangan dan energi melalui peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan sawit rakyat. Dengan tidak melakukan perluasan lahan, namun melalui intensifikasi, Indonesia dapat meningkatkan produksi sawit secara signifikan.
Menurut Direktur PTPN Holding (Persero), Dwi Sutoro, saat ini produktivitas perkebunan sawit nasional masih rendah, yaitu sekitar 3 ton CPO per hektare. Padahal, beberapa perkebunan kelapa sawit sudah mencapai produktivitas 6 ton per hektare. Namun, jika dihitung secara merata, produktivitas sawit yang baik paling tidak mencapai 5 ton per hektare.
Dwi Sutoro juga menyebut bahwa luas lahan sawit milik petani mencapai 6 juta hektar, atau 42% dari total luas lahan sawit nasional. Jika produktivitas lahan petani dapat ditingkatkan menjadi 5 ton per hektare, maka produksi sawit nasional akan mencapai 80 juta ton, yang cukup untuk memenuhi program B50.
Untuk itu, PTPN mulai tahun ini akan fokus membantu pemerintah dalam meningkatkan produktivitas lahan melalui peremajaan. PTPN memiliki target replanting sebanyak 40.000 hektar pada tahun depan. Selain itu, partisipasi perusahaan swasta dalam peremajaan juga sangat penting, dan Dwi berharap RSI dapat mendorong anggotanya untuk mengambil peran dalam hal ini.
Dwi juga menjelaskan bahwa peremajaan sawit yang ideal biasanya dilakukan seluas 4% per tahun dari luas lahan. Hal ini sesuai dengan best practice sawit, dimana pohon sawit dipotong setelah berusia 25 tahun dan yang baru ditanam mulai berbuah pada usia 4-5 tahun.